Johan menegaskan Puan sosok yang lebih memilih fokus pada kinerja dan tanggung jawab yang diembannya daripada sibuk melakukan pencitraan di media sosial (medsos). Ini berbanding terbalik dengan politisi lainnya yang sibuk tebar pesona di medsos.
“Diskusi kita jangan hanya berkutat pada apakah calon disukai atau tidak, dengan berbasis hasil survei dan popularitas di media sosial,” kata Johan dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu, 20 Agustus 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Johan membandingkan Puan dengan sosok lainnya yang getol menjadikan medsos sebagai ajang kampanye sejak jauh-jauh hari untuk membangun citra sebagai pemimpin merakyat. Sosok itu, kata Johan, lebih sibuk membuat konten ketimbang mengerjakan tugasnya sebagai pejabat.
“Sering bikin konten, meng-upload makan mi instan di pinggir jalan seolah-olah dia calon pemimpin yang merakyat. Atau meninjau sambil marah-marah menendang pintu melihat kesalahan anak buahnya, itu kan dalam rangka membentuk citra,” kata mantan jubir KPK ini.
Menurut dia, modus politisi tersebut tak lain hanya untuk menggaet simpati publik yang berujung pada naiknya elektabilitas. “Jadi bukan perang gagasan,” kata dia.
Padahal untuk menjadi seorang pemimpin, kata Johan, bukan hanya cukup bermodalkan elektabilitas tetapi yang terpenting adalah kapasitas dan kapabilitas yang bisa dilihat dari jejak rekamnya.
“Itu bisa diukur dari bagaimana track record calon menjalani jenjang-jenjang kepemimpinan,” ucapnya.
Johan menegaskan Puan memiliki rekam jejak yang jelas mulai dari anggota DPR, ketua fraksi partai terbesar, Menko PMK, hingga sekarang Ketua DPR. Puan memilih lebih konsisten menjalankan visi misi sebagai pemimpin di tiap posisi yang diembannya daripada aktif di media sosial.
“Mbak Puan adalah orang yang memperjuangkan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual dan cuti hamil 6 bulan bagi pekerja perempuan,” klaim Johan.
Kemudian, pada 16 Agustus 2022 Puan menunjukkan dirinya sebagai seorang pemimpin yang menawarkan gagasan kebangsaan dalam pidatonya sidang tahunan bersama DPR, MPR, dan DPD. Johan menilai pidato itu meresmikan visi misi Puan sebagai pemimpin dalam konteks sebagai Ketua DPR.
“Bagaimana Mbak Puan memberi perhatian besar terhadap nasib bangsa, generasi muda, pengelolaan sumber daya alam. dan kesetaraan gender,” kata Johan.
Johan mengatakan sebagai cucu biologis Soekarno, Puan berkali-kali menekankan pentingnya menjaga Pancasila sebagai menjadi perekat NKRI. “Itulah visi misi yang ada dipikiran Puan,” tegas Johan.
(JMS)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.