Rencana Besar Indra di Allo

Rencana Besar Indra di Allo

Rencana Besar Indra di Allo
Indra Utoyo, CEO Allo Bank.

Grup bisnis CT Corp tak mau ketinggalan untuk masuk ke perbankan digital. Konglomerasi milik Chairul Tanjung ini resmi meluncurkan aplikasi bank digitalnya, Allo Bank, pada Mei 2022.

Selain memaparkan berbagai layanannya, ada hal lain yang menarik perhatian khalayak bisnis dalam acara peluncuran Allo Bank. Chairul memperkenalkan Indra Utoyo, profesional yang lama berkecimpung di perusahaan BUMN, sebagai CEO Allo Bank.

“Di Indonesia, mencari orang yang memahami teknologi tapi juga memahami perbankan ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Bersyukur, Allo Bank bisa menemukan satu di antaranya, yaitu Pak Indra Utoyo,” kata Chairul.

Indra memang memiliki rekam jejak panjang di bidang teknologi informasi (TI) dan keuangan. Pada 15 tahun terakhir, dia tercatat berkarier di dua perusahaan BUMN. Selama 10 tahun di Telkom, menjabat sebagai Direktur TI dan Direktur Digital & Strategic Portfolio. Kemudian, lima tahun terakhir menjadi Direktur Digital & TI Bank BRI. Selain itu, dia juga pernah menjabat sebagai Komisaris Telkom Metra dan MDI Ventures.

Dua kriteria tersebut rupanya menjadi daya tarik Indra bagi CT Corp. Maka, seperti tak mau berlama-lama, selepas purnatugas dari Bank BRI pada Maret 2022, Indra langsung dipinang “Si Anak Singkong” untuk memimpin Allo Bank.

Hal ini pun diakui Indra ketika berbicara kepada SWA di kantor Allo Bank. Melalui keahliannya itu, Indra diharapkan mampu membantu mewujudkan visi Allo Bank, yaitu menjadi bank digital yang menjadi pusat ekosistem bisnis.

“Maka, tugas saya sebagai CEO adalah diminta untuk menciptakan value, menjadikan bank digital yang terbesar berbasis ekosistem bisnis,” ujar Indra.

Lantas, apa yang akan dilakukannya?

Pada tahap awal, dia menjelaskan, Allo Bank akan memaksimalkan jaringan ekosistem dalam CT Corp. Kehadiran Allo Bank, katanya, diharapkan bisa lebih membesarkan ekosistem bisnis grup; pelanggan bisa lebih engage karena bisa meningkatkan utilitas produk-produk di CT Corp dalam kehidupan sehari-hari melalui platform digital Allo Bank.

“Tujuannya adalah memudahkan kehidupan pelanggan dari bangun tidur sampai tidur lagi. Aspirasi Allo Bank adalah Experience a Simple Life. Kata Allo sendiri merupakan akronim dari ‘All in One’,” Indra menjelaskan.

Jika dilihat dari persaingan bank digital saat ini yang berlomba merapat ke ekosistem, tentu hal itu menjadi garis start yang menguntungkan bagi Allo Bank. Karena, bank digital ini telah tergabung dalam ekosistem di lingkup CT Corp yang terdiri dari berbagai macam lini bisnis yang sudah mempunyai basis pelanggan besar, mulai dari F&B, mal, hingga media.

Keunggulan ini, kata Indra, memungkinkan dirinya menjalankan strategi pemanfaatan kekuatan ekosistem. Allo bisa dengan mudah menjalin kolaborasi dengan entitas bisnis lain dalam CT Corp, misalnya terkait MPC (membership, point, coupon). Berkat ekosistem yang sudah ada ini, pihaknya juga bisa mendapat data yang lebih baik tentang pelanggan, sehingga bisa memberikan layanan yang terpersonalisasi dan inovasi lainnya.

Hingga saat ini, ungkap Indra, 1,2 juta nasabah sudah digaet. Dalam urusan ini, tak tanggung-tanggung, dia punya ambisi besar: menargetkan 10 juta nasabah hingga akhir tahun 2022, dan bisa mencapai 50 juta dalam 3-5 tahun mendatang.

Untuk mencapai target itu, pada tahap selanjutnya Allo Bank juga akan membuka kolaborasi dengan ekosistem mitra strategisnya seperti Indomaret, Bukalapak, dan Grab. Menurut rencana, dia mencontohkan pada jaringan Indomaret, Allo Bank akan menjadi sistem pembayarannya, dan jaringan Indomaret menjadi simpulnya.

“Dua sampai tiga bulan ini kami akan fokus di ekosistem CT Corp dulu, setelah itu baru mulai masuk ke ekosistem para pemegang saham kami, seperti Indomaret, Bukalapak, Grab, dan Traveloka,” ungkap Indra.

Ini fokus yang pertama: ekosistem. Fokus kedua, teknologi. Mengingat seratus persen layanan bank digital menggunakan teknologi, Indra akan mengawal dan terus memperbarui teknologi agar bisa terus berinovasi dan memanfaatkan data supaya kapabilitas di aspek platform, operasi, data, dan service delivery bisa terus ditingkatkan.

Terkait teknologi, CT Corp juga tidak mau tanggung-tanggung: Allo Bank menggandeng WeBank, bank digital terbesar di dunia milik Tencent yang sudah memiliki 250 juta nasabah sejak 2014. “Teknologi harus mumpuni. Di sini kami dibantu oleh WeBank yang sudah terbukti kemampuannya. Kami tidak ingin menggunakan teknologi hanya berdasarkan kebiasaan, biasanya begini-begitu, tetapi ini harus dilihat future-nya,” kata Indra tandas.

Fokus ketiga, talent dan culture. Dalam menyiapkan talenta yang mendukung pengembangan bank digital ini, Allo Bank memadukan talenta dari berbagai sumber: grup, industri (untuk key person), fresh graduate, maupun in-sourcing dari mitra. “Bagi kami, talent adalah aset terbesar yang menggerakkannya,” ujarnya.

Adapun pada layanan perbankan, Allo Bank tetap menjalankan fungsi bank sebagai intermediasi. Pada produk tabungan, mereka menyediakan Allo Pay, Allo Pay+, dan Allo Prime.

Indra menjelaskan, Allo Pay dan Allo Pay+ merupakan dompet digital yang bisa digunakan untuk pembayaran sebagai uang elektronik, sementara Allo Prime adalah bentuk simpanan tabungan. Suku bunga untuk simpanan mencapai 4% per tahun, sementara bunga deposito hingga 6% per tahun.

Pada produk pembiayaan, Allo menyediakan PayLater dan Instant Cash bagi nasabah ritel. Berbeda dari bank digital lainnya, Paylater Allo Bank bisa ditarik tunai melalui ATM, merchant, ataupun cabang-cabang yang dimiliki. Penarikan pun bisa dilakukan menggunakan QRIS di seluruh ATM. “PayLater ini sudah berjalan. Ada 13.500 nasabah yang menggunakan,” ungkapnya.

Ke depan, fasilitas pinjaman akan hadir untuk B2B2C, terutama untuk para pemasok di ekosistem bisnis CT Corp. “Misalkan supplier di TransMart ada yang butuh pembiayaan, nanti bisa didanai. Ini nanti akan ada aplikasi yang berbeda,” kata Indra.

Melalui tiga fokus dan berbagai pengembangannya itu, pria kelahiran 1962 ini menegaskan akan mengarahkan kapal barunya ini mengikuti customer journey, terutama target pasar bank digital, yaitu generasi milenial dan Z. “Kami harus tumbuh sejalan dengan customer journey, kami harus hadir di setiap journey mereka. Apalagi, anak muda sekarang sudah senang investasi, nanti akan ditambahkan fitur-fitur seperti ini, agar layanannya makin personalized dan customized,” Indra menandaskan. (*)

Yosa Maulana

www.swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!